Negara Asal Pandawa

Negara Asal Pandawa

Jenis Senjata Pandawa Lima

Dalam perang yang terjadi antara Pandawa dan Kurawa, pihak Pandawa Lima ternyata memiliki beberapa jenis senjata pusaka.

Berikut ini daftar jenis-jenis senjata Pandawa Lima yang dirangkum oleh Mahendra Sucipta dalam Ensiklopedia Tokoh-tokoh Pewayangan dan Silsilahnya (2010):

tirto.id - Pendidikan

Kontributor: Yuda PrinadaPenulis: Yuda PrinadaEditor: Dhita Koesno

Paus Fransiskus adalah pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia sekaligus Kepala Negara Vatikan. Paus Fransiskus adalah Paus Gereja Katolik ke-266 yang terpilih pada Konklaf Kepausan 2013.

Sebelumnya, Paus berkebangsaan Argentina ini merupakan Uskup Agung Buenos Aires. Untuk mengenal lebih lanjut tentang siapa Paus Fransiskus, simak biografinya dikutip dari situs resmi Vatikan berikut ini:

Paus Fransiskus memiliki nama asli Jorge Mario Bergoglio, lahir di Buenos Aires pada tanggal 17 Desember 1936. Ayahnya, Mario adalah seorang imigran Italia yang bekerja sebagai akuntan di perkeretaapian. Ibunya, Regina Sivori adalah seorang istri yang berdedikasi tinggi membesarkan kelima anak mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah lulus sebagai teknisi kimia, Paus Fransiskus memilih jalan imamat dengan masuk Seminari Tinggi Keuskupan Villa Devoto, dan pada 11 Maret 1958 masuk novisiat Serikat Yesus. Ia menyelesaikan studinya di bidang humaniora di Chili dan kembali ke Argentina pada tahun 1963 untuk lulus dengan gelar sarjana filsafat dari Colegio de San José di San Miguel.

Dari tahun 1964 sampai 1965, Paus Fransiskus mengajar sastra dan psikologi di Immaculate Conception College di Santa Fé. Dan pada tahun 1966 mengajar mata pelajaran yang sama di Colegio del Salvatore di Buenos Aires. Di tahun 1967 sampai 1970, ia belajar teologi dan memperoleh gelar dari Colegio de San José.

Paus Fransiskus ditahbiskan sebagai imam oleh Uskup Agung Ramón José Castellano pada 13 Desember 1969. Ia melanjutkan pendidikannya di tahun 1970 dan 1971 di Universitas Alcala de Henares, Spanyol, dan pada 22 April 1973 mengikrarkan kaul kekalnya bersama para Yesuit.

Pada 31 Juli 1973, Paus Fransiskus diangkat sebagai Provinsial Serikat Yesus di Argentina. Ia pun melanjutkan karyanya di sektor universitas sebagai Rektor Colegio de San José dari tahun 1980 hingga 1986, juga sebagai pastor paroki di San Miguel. Pada Maret 1986, ia pergi ke Jerman untuk menyelesaikan tesis doktoralnya.

Lalu pada 20 Mei 1992, Paus Yohanes Paulus II mengangkat Paus Fransiskus sebagai Uskup Tituler Auca dan Uskup Pembantu Buenos Aires. Pada 27 Mei 1992, ia pun menerima penahbisan uskup dari Kardinal di katedral, dan pada 21 Desember 1993 dipercayakan sebagai Vikaris Jenderal Keuskupan Agung.

Uskup Agung Buenos Aires

Pada 3 Juni 1997, Paus Fransiskus diangkat menjadi Uskup Agung Buenos Aires. Belum genap sembilan bulan berlalu ketika, setelah kematian Kardinal Quarracino, ia menggantikannya pada 28 Februari 1998, sebagai Uskup Agung, Primat Argentina dan Ordinaris bagi umat ritus Timur di Argentina yang tidak memiliki Ordinaris dalam ritusnya sendiri.

Tiga tahun kemudian pada Konsistori 21 Februari 2001, Paus Yohanes Paulus II mengangkatnya sebagai Kardinal, dan memberinya gelar San Roberto Bellarmino. Pada Oktober 2001, Paus Fransiskus ditunjuk sebagai Relator Umum untuk Sidang Umum Biasa ke-10 Sinode Para Uskup untuk Pelayanan Episkopal.

Paus Gereja Katolik ke-266

Pada April 2005, Paus Fransiskus ikut serta dalam Konklaf yang memilih Paus Benediktus XVI. Kemudian ia barulah terpilih sebagai Paus Gereja Katolik Tertinggi Dunia pada Konklaf Kepausan tanggal 13 Maret 2013. Paus Fransiskus menjadi Paus Gereja Katolik ke-266 dan Paus pertama dari benua Amerika.

Simak Video: Kunjungan Bersejarah Paus Fransiskus ke Indonesia

[Gambas:Video 20detik]

Pandawa adalah sebuah kata dari bahasa Sanskerta (Dewanagari: पाण्डव; Pāṇḍava), sing secara harfiah berarti anak Pandu Cithakan:Sanskerta, yaiku salah satu Raja Hastinapura dalam wiracarita Mahabharata. Dengan demikian, maka Pandawa merupakan putra mahkota kerajaan tersebut. Dalam wiracarita Mahabharata, para Pandawa adalah protagonis sedangkan antagonis adalah para Korawa, yaiku putera Dretarastra, saudara ayah mereka (Pandu). Menurut susastra Hindu (Mahabharata), setiap anggota Pandawa merupakan penjelmaan (penitisan) dari Dewa tertentu, dan setiap anggota Pandawa memiliki nama lain tertentu. Misalkan nama "Werkodara" arti harfiahnya adalah "perut serigala". Kelima Pandawa menikah dengan Dropadi sing diperebutkan dalam sebuah sayembara di Kerajaan Panchala, dan memiliki (masing-masing) seorang putera darinya.

Para Pandawa merupakan tokoh penting dalam bagian penting dalam wiracarita Mahabharata, yaiku pertempuran besar di daratan Kurukshetra antara para Pandawa dengan para Korawa serta sekutu-sekutu mereka. Kisah tersebut menjadi kisah penting dalam wiracarita Mahabharata, selain kisah Pandawa dan Korawa main dadu.

Para Pandawa terdiri dari lima orang pangeran, tiga di antaranya (Yudhistira, Bima, dan Arjuna) merupakan putra kandung Kunthi, sedangkan yang lainnya (Nakula dan Sadewa) merupakan putra kandung Madrim, namun ayah mereka sama, yaiku Pandu.

Menurut tradisi Hindu, kelima putra Pandu tersebut merupakan penitisan ora secara langsung dari masing-masing Dewa. Hal tersebut diterangkan sebagai berikut:

Yudistira merupakan saudara para Pandawa sing paling tua. Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Yama dan lahir dari Kunti. Sifatnya sangat bijaksana, ora memiliki musuh, dan hampir tak pernah berdusta seumur hidupnya. Memiliki moral sing sangat tinggi dan suka mema’afkan serta suka mengampuni musuh sing sudah menyerah. Memiliki julukan Dhramasuta (putera Dharma), Ajathasatru (sing ora memiliki musuh), dan Bhārata (keturunan Maharaja Bharata). Ia menjadi seorang Maharaja dunia setelah perang akbar di Kurukshetra berakhir dan mengadakan upacara Aswamedha demi menyatukan kerajaan-kerajaan India Kuno agar berada di bawah pengaruhnya. Setelah pensiun, ia melakukan perjalanan suci ke gunung Himalaya bersama dengan saudara-saudaranya sing lain sebagai tujuan akhir kehidupan mereka. Setelah menempuh perjalanan panjang, ia mendapatkan surga.

Bima merupakan putra kedua Kunti dengan Pandu. Nama bhimā dalam bahasa Sansekerta memiliki arti "mengerikan". Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Bayu sehingga memiliki nama julukan Bayusutha. Bima sangat kuat, lengannya panjang, tubuhnya tinggi, dan berwajah paling sangar di antara saudara-saudaranya. Meskipun demikian, ia memiliki hati sing baik. Pandai memainkan senjata gada. Senjata gadanya bernama Rujakpala dan pandai memasak. Bima juga gemar makan sehingga dijuluki Werkodara. Kemahirannya dalam berperang sangat dibutuhkan oleh para Pandawa agar mereka mampu memperoleh kemenangan dalam pertempuran akbar di Kurukshetra. Ia memiliki seorang putera dari ras rakshasa bernama Gatotkaca, turut serta membantu ayahnya berperang, namun gugur. Akhirnya Bima memenangkan peperangan dan menyerahkan tahta kepada kakaknya, Yudistira. Menjelang akhir hidupnya, ia melakukan perjalanan suci bersama para Pandawa ke gunung Himalaya. Di sana ia meninggal dan mendapatkan surga. Dalam pewasingan Jawa, dua putranya sing lain selain Gatotkaca ialah Antareja dan Antasena.

Arjuna merupakan putra bungsu Kunti dengan Pandu. Namanya (dalam bahasa Sansekerta) memiliki arti "yang bersinar", "yang bercahaya". Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Indra, Sang Dewa perang. Arjuna memiliki kemahiran dalam ilmu memanah dan dianggap sebagai ksatria terbaik oleh Drona. Kemahirannnya dalam ilmu peperangan menjadikannya sebagai tumpuan para Pandawa agar mampu memperoleh kemenangan saat pertempuran akbar di Kurukshetra. Arjuna memiliki banyak nama panggilan, seperti misalnya Dhananjaya (perebut kekayaan – karena ia berhasil mengumpulkan upeti saat upacara Rajasuya sing diselenggarakan Yudistira); Kirti (sing bermahkota indah – karena ia diberi mahkota indah oleh Dewa Indra saat berada di surga); Partha (putera Kunti – karena ia merupakan putra Perta alias Kunti). Dalam pertempuran di Kurukshetra, ia berhasil memperoleh kemenangan dan Yudistira diangkat menjadi raja. Setelah Yudistira mangkat, ia melakukan perjalanan suci ke gunung Himalaya bersama para Pandawa dan melepaskan segala kehidupan duniawai. Di sana ia meninggal dalam perjalanan dan mencapai surga.

Nakula merupakan salah satu putera kembar pasangan Madri dan Pandu. Ia merupakan penjelmaan Dewa kembar bernama Aswin, Sang Dewa pengobatan. Saudara kembarnya bernama Sadewa, sing lebih kecil darinya, dan merupakan penjelmaan Dewa Aswin juga. Setelah kedua orangtuanya meninggal, ia bersama adiknya diasuh oleh Kunti, istri Pandu sing lain. Nakula pandai memainkan senjata pedang. Dropadi berkata bahwa Nakula merupakan pria sing paling tampan di dunia dan merupakan seorang ksatria berpedang sing tangguh. Ia giat bekerja dan senang melayani kakak-kakaknya. Dalam masa pengasingan di hutan, Nakula dan tiga Pandawa sing lainnya sempat meninggal karena minum racun, namun ia hidup kembali atas permohonan Yudistira. Dalam penyamaran di Kerajaan Matsya sing dipimpin oleh Raja Wirata, ia berperan sebagai pengasuh kuda. Menjelang akhir hidupnya, ia mengikuti pejalanan suci ke gunung Himalaya bersama kakak-kakaknya. Di sana ia meninggal dalam perjalanan dan arwahnya mencapai surga.

Sadewa merupakan salah satu putera kembar pasangan Madri dan Pandu. Ia merupakan penjelmaan Dewa kembar bernama Aswin, Sang Dewa pengobatan. Saudara kembarnya bernama Nakula, sing lebih besar darinya, dan merupakan penjelmaan Dewa Aswin juga. Setelah kedua orangtuanya meninggal, ia bersama kakaknya diasuh oleh Kunti, istri Pandu sing lain. Sadewa adalah orang sing sangat rajin dan bijaksana. Sadewa juga merupakan seseorang sing ahli dalam ilmu astronomi. Yudistira pernah berkata bahwa Sadewa merupakan pria sing bijaksana, setara dengan Brihaspati, guru para Dewa. Ia giat bekerja dan senang melayani kakak-kakaknya. Dalam penyamaran di Kerajaan Matsya sing dipimpin oleh Raja Wirata, ia berperan sebagai pengembala sapi. Menjelang akhir hidupnya, ia mengikuti pejalanan suci ke gunung Himalaya bersama kakak-kakaknya. Di sana ia meninggal dalam perjalanan dan arwahnya mencapai surga.

Pandawa lima sing terdiri atas Yudistira, Arjuna, Bima, Nakula dan Sadewa, memiliki saudara sing bernama Duryodana dan 99 adiknya sing merupakan anak dari Dretarastra sing tak lain adalah paman mereka, sekaligus Raja Hastinapura. Sewaktu kecil mereka suka bermain bersama, tetapi Bima suka mengganggu sepupunya. Lambat laun Duryodana merasa jengkel karena menjadi korban dan gangguan dari ejekan Bima. Suatu hari Duryodana berpikir ia bersama adiknya mustahil untuk dapat meneruskan tahta dinasti Kuru apabila sepupunya masih ada. Mereka semua (Pandawa lima dan sepupu-sepupunya atau sing dikenal juga sebagai Korawa) tinggal bersama dalam suatu kerajaan sing beribukota di Hastinapura. Akhirnya berbagai niat jahat muncul dalam benaknya untuk menyingkirkan para Pandawa beserta ibunya.

Dretarastra sing mencintai keponakannya secara berlebihan mengangkat Yudistira sebagai putra mahkota tetapi ia langsung menyesali perbuatannya sing terlalu terburu-buru sehingga ia ora memikirkan perasaan anaknya. Hal iki menyebabkan Duryodana iri hati dengan Yudistira, ia mencoba untuk membunuh para Pandawa beserta ibu mereka sing bernama Kunti dengan cara menyuruh mereka berlibur ke tempat sing bernama Waranawata. Di sana terdapat bangunan sing megah, sing telah disiapkan Duryodana untuk mereka berlibur dan akan membakar bagunan itu di tengah malam pada saat Pandawa lima sedang terlelap tidur. Segala sesuatunya sing sudah direncanakan Duryodana dibocorkan oleh Widura sing merupakan paman dari Pandawa. Sebelum itu juga Yudistira juga telah diingatkan oleh seorang petapa sing datang ke dirinya bahwa akan ada bencana sing menimpannya oleh karena itu Yudistira pun sudah berwaspada terhadap segala kemungkinan. Untuk pertama kalinya Yudistira lolos dalam perangkap Duryodana dan melarikan diri ke hutan rimba. Di hutan rimba, Pandawa bertemu dengan raksasa Hidimba, dan adiknya Hidimbi. Hidimba dibunuh oleh Bima, lalu Hidimbi dikikahi. Dari pernikahan tersebut, lahirlah Gatotkaca. Setelah beberapa lama, Hidimbi dan Gatotkaca berpisah dengan para Pandawa sebab para pangeran tersebut harus melanjutkan perjalanannya.

Artikel utama kanggo bagian kiye yakuwe:

Pandawa lima sing melarikan diri ke rimba mengetahui akan diadakan sayembara di Kerajaan Panchala dengan syarat, barang siapa sing dapat membidik sasaran dengan tepat boleh menikahkan putri Raja Panchala (Drupada) sing bernama Panchali atau Dropadi. Arjuna pun mengikuti sayembara itu dan berhasil memenangkannya, tetapi Bima sing berkata kepada ibunya, "lihat apa sing kami bawa ibu!". Kunti, menjawab, "Bagi saja secara rata apa sing kalian dapat". Karena perkataan ibunya. Pancali pun bersuamikan lima orang.

Pamannya (Dretarastra) sing mengetahui bahwa Pandawa lima ternyata belum mati pun mengundang mereka untuk kembali ke Hastinapura dan memberikan hadiah berupa tanah dari sebagian kerajaannya, sing akhirnya Pandawa lima membangun kota dari sebagian tanah sing diberikan pamannya itu hingga menjadi megah dan makmur sing diberi nama Indraprastha. Duryodana sing pernah datang ke Indraprastha iri melihat bangunan sing begitu indah, megah dan artistik itu. Setelah pulang ke Hastinapura ia langsung memanggil arsitek terkemuka untuk membangun pendapa sing ora kalah indahnya dari pendapa di Indraprastha. Bersamaan dengan pembangunan pendapa di Hastinapura ia pun merencanakan sesuatu untuk menjatuhkan Yudistira dan adik adiknya. sing pada akhirnya Yudistra pun terjebak dalam rencananya Duryodana dan harus menjalani pengasingan selama 14 Tahun, di dalam pengasingan itu Yudistira pun menyusun rencana untuk membalas dendam atas penghinaan sing telah dilakukan Duryodana dan adik adiknya, sing akhirnya memicu terjadinya perang besar antara Pandawa dan Korawa serta sekutu-sekutunya.

Pertempuran besar di Kurukshetra (atau lebih dikenal dengan istilah Bharatayuddha di Indonesia) merupakan pertempuran sengit sing berlangsung selama delapan belas hari. Pihak Pandawa maupun pihak Korawa sama-sama memiliki ksatria-ksatria besar dan angkatan perang sing kuat. Pasukan kedua belah pihak hampir gugur semuanya, dan kemenangan berada di pihak Pandawa karena mereka berhasil bertahan hidup dari pertempuran sengit tersebut. Semua Korawa gugur di tangan mereka, kecuali Yuyutsu, satu-satunya Korawa sing memihak Pandawa sesaat sebelum pertempuran berlangsung.

Setelah Kresna wafat, Byasa menyarankan para Pandawa agar meninggalkan kehidupan duniawi dan hidup sebagai pertapa. Sebelum meninggalkan kerajaan, Yudistira menyerahkan tahta kepada Parikesit, cucu Arjuna. Para Pandawa beserta Dropadi melakukan perjalanan terakhir mereka di Gunung Himalaya. Sebelum sampai di puncak, satu persatu dari mereka meninggal dalam perjalanan. Hanya Yudistira yang masih bertahan hidup dan didampingi oleh seekor anjing yang setia. Sesampainya di puncak, Yudistira dijemput oleh Dewa Indra yang menaiki kereta kencana. Yudistira menolak untuk mencapai surga jika harus meninggalkan anjingnya. Karena sikap tulus yang ditunjukkan oleh Yudistira, anjing tersebut menampakkan wujud aslinya, yaitu Dewa Dharma. Dewa Dharma berkata bahwa Yudistira telah melewati ujian yang diberikan kepadanya dengan tenang dan ia berhak berada di surga.

Sesampainya di surga, Yudistira terkejut karena ia tidak melihat saudara-saudaranya, sebaliknya ia melihat Duryodana beserta sekutunya di surga. Dewa Indra berkata bahwa saudara-saudara Yudistira berada di neraka. Mendengar hal itu, Yudistira lebih memilih tinggal di neraka bersama saudara-saudaranya daripada tinggal di surga. Pada saat itu, pemandangan tiba-tiba berubah. Dewa Indra pun berkata bahwa hal tersebut merupakan salah satu ujian yang diberikan kepadanya, dan sebenarnya saudara Yudistira telah berada di surga. Yudistira pun mendapatkan surga.

Wir verwenden Cookies und Daten, um

Wenn Sie „Alle akzeptieren“ auswählen, verwenden wir Cookies und Daten auch, um

Wenn Sie „Alle ablehnen“ auswählen, verwenden wir Cookies nicht für diese zusätzlichen Zwecke.

Nicht personalisierte Inhalte und Werbung werden u. a. von Inhalten, die Sie sich gerade ansehen, und Ihrem Standort beeinflusst (welche Werbung Sie sehen, basiert auf Ihrem ungefähren Standort). Personalisierte Inhalte und Werbung können auch Videoempfehlungen, eine individuelle YouTube-Startseite und individuelle Werbung enthalten, die auf früheren Aktivitäten wie auf YouTube angesehenen Videos und Suchanfragen auf YouTube beruhen. Sofern relevant, verwenden wir Cookies und Daten außerdem, um Inhalte und Werbung altersgerecht zu gestalten.

Wählen Sie „Weitere Optionen“ aus, um sich zusätzliche Informationen anzusehen, einschließlich Details zum Verwalten Ihrer Datenschutzeinstellungen. Sie können auch jederzeit g.co/privacytools besuchen.

Pandawa Lima terdiri dari 5 bersaudara yaitu Yudhistira, Bimasena, Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Mereka adalah putra Pandu dan ibunya serta tinggal di kerajaan Ngamarta. Yudhistira adalah raja Ngamarta yang jujur dan bijaksana. Bimasena kuat dan setia. Arjuna handal berperang. Nakula dan Sadewa adalah saudara kembar yang berbudi luhur.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ksatria Pandawa 5 adalah serial televisi kolosal Indonesia produksi Genta Buana Paramita yang ditayangkan perdana 11 Agustus 2014 di Trans TV. Serial ini dibintangi oleh Rico Verald, Selvi Kitty, dan Ario Gumilang.[1][2][3][4]

tirto.id - Dalam kisah Mahabharata, istilah Pandawa Lima dipakai untuk menjuluki tokoh pewayangan yang merupakan lima putra Raja Hastinapura, nama raja tersebut adalah Pandu.

Urutan nama anak Pandu yang dimaksud berawal dari Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa.

Para putra Pandu ini lahir dari dua ibu yang berbeda, yakni Kunti dan Madri. Anak yang lahir dari rahim Kunti berurutan meliputi Yudistira, Bima, dan Arjuna. Sedangkan yang dilahirkan Madri, ada Nakula sebagai anak pertama dan Sadewa sebagai anak keduanya.

Berikut ini urutan Pandawa Lima beserta watak-wataknya:

Kelima orang dalam daftar di atas dikisahkan sebagai tokoh protagonis yang melawan tokoh antagonis.

Sedangkan tokoh antagonisnya, terdiri dari anak-anak Dretarasta (disebut Kurawa) yang sebenarnya masih sedarah dengan Pandu.

Perang antara Pandawa dengan Kurawa tersebut dikenal sebagai Perang Barathayudha. Hal yang menjadi pemicu peperangan adalah ambisi para Kurawa yang ingin menguasai Hastinapura.

Asal Kerajaan dan Wilayah yang Dipimpin Pandawa Lima

Mengacu pada asal orang tua Pandawa Lima, asal kerajaan mereka adalah Hastinapura. Di kerajaan tersebut, para Pandawa Lima yang masih kecil hidup bersama para kurawa kecil.

Setelah beranjak dewasa, Kurawa berusaha mengambil tahta Hastinapura (sering disebut Astina).

Tentunya, hal tersebut tidak didiamkan begitu saja oleh Pandawa Lima. Dalam wiracarita Mahabharata, mereka bertempur dalam Perang Bharatayudha dan lokasinya berlangsung di Kurukshetra.

Pertempuran tersebut berlangsung selama delapan belas hari dengan kemenangan berhasil diraih pihak Pandawa. Pada dasarnya, kelima anak Pandu ini memiliki wilayah kepemimpinannya masing-masing.

Berikut ini daftar nama kerajaan atau wilayah yang dipimpin oleh kelimanya: